Karimun, Hbabe.id – Salah satu isu besar yang dihadapi Kabupaten Karimun adalah permasalahan sampah. Keberadaan tumpukan sampah tersebut tidak hanya menciptakan pemandangan yang kumuh dan jorok, tetapi juga menimbulkan bau busuk yang menyengat.
Persoalan sampah ini tidak hanya berkaitan dengan perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Lebih dari itu, pengolahan limbah yang sudah masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pun perlu dipikirkan cara pengolahannya.
Sayangnya, hingga kini pemerintah daerah Kabupaten Karimun belum mampu memaksimalkan pengolahan sampah di TPA. Akibatnya, sampah organik dan anorganik yang dihasilkan masyarakat terus menumpuk di lahan TPA.
Menanggapi hal itu, sekelompok pemuda lokal Karimun menciptakan inovasi unik untuk mengatasi permasalahan sampah organik dengan menggunakan teknik Maggot Lalat BSF (Black Soldier Fly).
Inisiatif gerakan mandiri ini, sudah memasuki tahap konstruksi dan pembangunan.
Kepala Tim, Muhammad Farhandika menjelaskan bahwa teknik Maggot Lalat BSF dapat mengubah sampah organik menjadi protein berkualitas tinggi untuk pakan ternak. Hewan-hewan kecil ini lah yang menjadi pakan utama dalam budidaya perikanan dan peternakan secara organik.
Selain dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bekas pakan maggot yang terdiri dari buah-buahan atau sayur busuk bisa dimanfaatkan sebagai sumber kompos atau pupuk organik di lahan pertanian.
“Kami ingin mengubah paradigma masyarakat bahwa sampah bisa menjadi sumber daya,” ujar Farhan saat ditemui di Koperasi Pemuda Muhammadiyah. Selasa, (21/1/2025).
Farhan didampingi Ketua Pemuda Muhammadiyah, Salman Alfarisi, menyebut bahwa dirinya berupaya untuk ikut membangun kesadaran masyarakat dan pemerintah mengenai pentingnya penanganan limbah sampah tersebut. Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh stakeholder agar dapat saling bersinergi dalam mensukseskan program ini.
“Kami percaya bahwa inovasi ini dapat menjadi solusi tepat dan sustainable bagi permasalahan sampah di Karimun kedepannya,” ungkapnya.
Ia berharap dengan dukungan yang tepat, proyek ini dapat menjadi katalisator perubahan lingkungan yang signifikan di Tanjung Balai Karimun.
“Mudah-mudahan program dan inovasi besar dari proyek ini dapat menjadi sentra pengelolaan sampah organik dan anorganik yang berkelanjutan di Kabupaten Karimun,” harapnya. (Ery)
Views: 128