Karimun, Hbabe.id – Polres Karimun menggelar rekonstruksi ulang kasus pembunuhan remaja bernama Bernard Rivaldo (24) oleh temannya sendiri, Luwis Lanadi (23), Kamis (24/4/2025).
Insiden pembunuhan itu terjadi di sebuah pondok kayu, Jalan Poros, Kecamatan Tebing, Sabtu 27 Januari 2024 tahun lalu.
Rekonstruksi tersebut digelar di 4 lokasi, yaitu di Telaga Tujuh, Coastal Area, RSUD Muhammad Sani dan terakhir pondok kayu di jalan Poros.
Kapolres Karimun AKBP Robby Topan Manusiwa melalui Kapolsek Tebing AKP S. Binsar Samosir mengatakan rekontruksi tersebut memperagakan 34 adegan kasus pembunuhan terhadap Bernard Rivaldo (24).
Berawal dari tersangka menjemput korban di rumahnya sekira pukul 20.00 WIB, dan mengajak jalan-jalan ke Coastal Area. Mereka kemudian berangkat menggunakan dua sepeda motor.
Di Coastal Area mereka sempat membeli cemilan dan duduk di bangku tepi laut sekitar 30 menit. Setelah itu tersangka mengajak korban pulang.
Sesampainya dilampu merah RSUD Muhammad Sani, tersangka teringat bahwa korban memiliki hutang sebesar Rp 100.000 kemudian tersangka menagih hutang tersebut.
“Val, val, kalau ada uang, bayarlah utang tu,” kata Kapolsek menirukan ucapan tersangka.
Kemudian, terjadilah adu mulut dan korban mengajak tersangka untuk berduel di pondok milik orang tuanya, di Jalan Poros.
Saat tersangka berjalan kedalam pekarangan pondok, korban sudah menunggu disana lalu terjadilah perkelahian antara mereka berdua. Tersangka akhirnya berhasil memiting leher korban dari belakang.
Tak lama setelah itu, korban tak lagi bergerak. Tersangka sempat memeriksa napas dan nadi korban, tapi sudah tidak ada lagi.
“Tersangka panik lalu tersangka mencari dan menemukan seutas tali tambang warna hijau dengan ukuran kurang lebih 2 meter di samping pondok. Tersangka kemudian menggantung leher korban, untuk membuatnya seolah-olah bunuh diri,” jelas Kapolsek.
Lebih lanjut Binsar mengungkapkan kasus tersebut terungkap setelah tersangka menyerahkan diri ke Polres Karimun pada tanggal 5 April 2025.
Di hari raya Idul Fitri lalu, keluarga korban berlebaran ke rumah tersangka. Hal tersebut membuat tersangka semakin merasa bersalah.
“Melihat hubungan keluarga yang sangat baik, dia (tersangka) merasa sangat tertekan,” pungkasnya. (MSN)
Views: 309